Pembangunan Pojok Toga dan Pemberdayaan Kelompok Toga King Betiri di Desa Andongrejo, Kabupaten Jember

Pembangunan Pojok Toga dan Pemberdayaan Kelompok Toga King Betiri di Desa Andongrejo, Kabupaten Jember

Kabarjatim.netDesa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, di Jember, Jawa Timur, merupakan kawasan penyanggah hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dipilih sebagai tempat pembuatan pojok toga karena diketahui desa sudah melek akan tanaman toga sehingga banyak warga masyarakatnya yang menanam TOGA untuk dimanfaatkan. Selain itu, desa ini berpotensi untuk menjadi desa wisata TOGA karena berada di wilayah Taman Nasional Meru Betiri sehingga memiliki biodiversitas tanaman yang tinggi.

Ditambah lagi, Desa Andongrejo memiliki kelompok peramu jamu yang disebut Kelompok King Betiri dan berhasil menghasilkan produk jamu yang sudah dipasarkan. Kearifan lokal masyarakat dalam mendukung konservasi dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam konservasi dan budidaya tumbuhan obat sehingga konservasi TOGA sampai menghasilkan produk dapat terdukung dan terlaksana.

Pojga merupakan singkatan dari Pojok Toga yang berarti suatu tempat pembudidayaan dan konservasi berbagai jenis tanaman obat keluarga (TOGA). Pojga juga menjadi pusat bagi warga desa Andongrejo dalam melakukan penanaman TOGA untuk keperluan wisata, bahan baku jamu, atau dapat pula dimanfaatkan untuk pengobatan.

Pojok Tiga terdiri atas greenhouse, taman, dan juga demplot yang menggunakan sistem pengairan irigasi tetes sehingga memudahkan warga desa untuk melakukan pengairan pada demplot yang dibawakan oleh TIM HIBAH PROGRAM MAHASISWA BERDESA (PROMAHADESA) 2023.

Startup “OM.DRIVER” Hadir sebagai Solusi Ojek Mahasiswa Terjangkau dan Efisien di Jember

Menurut Ibu Sulasmi, selaku ketua dari Kelompok Toga King Betiri, kelompok ini berdiri berdiri pada tahun 2015 dan mendapatkan izin PIRT di tahun 2016. “Toga King Betiri ini berdiri tahun 2015, tapi izin PIRTnya itu keluar di tahun 2016,” ungkapnya.

Awalnya, kelompok ini hanya memiliki 10 anggota. Namun setelah mendapatkan binaan dari pihak Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang juga mengharapkan kenaikan dari segi kegiatan maupun keanggotaan, akhirnya setiap tahunnya kelompok ini bertambah.

Pada tahun 2016 bertambah menjadi 15 orang, 2017 menjadi 20 orang, dan 2018 menjadi 25 orang. 25 orang dari Kelompok Toga King Betiri ini terdiri dari 20 orang ibu-ibu dan lima orang bapak-bapak. Dari 25 orang itu juga terdapat tiga bagian dalam kelompok, yakni bagian penyuplai bahan baku, pembuat jamu, dan pemasaran.

Pada tahun 2019 karena terkena bencana covid-19 terpaksa kegaiatan dari Kelompok Toga King Betiri mengalami penurunan, sehingga pada pertengahan 2023 kami dari TIM HIBAH PROGRAM MAHASISWA BERDESA (PROMAHADESA) 2023 melakukan kembali pembangunan pojok toga dan pemberdayaan pada kelompok king betiri yang ada di desa andongrejo, kabupaten jember.

Tidak hanya jamu, ada pula minuman segar yang diproduksi oleh Kelompok Toga King Betiri. Keduanya sama-sama menggunakan bahan-bahan alami seperti jahe, kunyit, kencur, lidah buaya, dan tanaman obat lain yang ada di sekitar. Dalam setiap produksinya, mereka bisa menghasilkan 3 kg yang akan menjadi 15 kemasan.

Beberapa produk unggulan mereka seperti Corina, lambung, asam urat, linstan jahe, instan temulawak, instan kencur, dan masih banyak lagi. Pemasaran dari jamu dan minuman segar ini sendiri masih dari mulut ke mulut.

Sulasmi menjelaskan, orang berdatangan setelah mendapatkan testimoni dari orang sebelumnya yang telah merasakan khasiat yang ada. “Pemasarannya masih mulut ke mulut. Artinya, orang yang sudah meminum jamu kami yang udah merasakan ada khasiatnya, mereka getok tular,” jelasnya.

Bupati Jember Berikan Penghargaan Pramuka untuk Kacabdin Wil Jember

Mahasiswa Universitas Jember Bangun Pojok Toga di Desa Andongrejo, Kabupaten Jember Melalui Program Mahasiswa Berdesa

Mahasiswa Universitas Jember Bangun Pojok Toga di Desa Andongrejo, Kabupaten Jember Melalui Program Mahasiswa Berdesa

Pojga (Pojok Toga) yang berarti suatu tempat pembudidayaan dan konservasi berbagai jenis tanaman obat keluarga (TOGA). Pojga juga menjadi pusat bagi warga desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember dalam melakukan penanaman TOGA untuk keperluan wisata, bahan baku jamu, atau dapat pula dimanfaatkan untuk pengobatan.

Pojok Tiga terdiri atas greenhouse, taman, dan juga demplot yang menggunakan sistem pengairan irigasi tetes sehingga memudahkan warga desa untuk melakukan pengairan pada demplot yang dibawakan oleh TIM HIBAH PROGRAM MAHASISWA BERDESA (PROMAHADESA) 2023 sekitar bulan Mei hingga November 2023.

Selain befokus pada pembudidayaan tanaman obat Desa Andongrejo ini juga berpotensi untuk menjadi desa wisata TOGA karena berada di wilayah Taman Nasional Meru Betiri sehingga memiliki biodiversitas tanaman yang tinggi.  Ditambah lagi, Desa Andongrejo memiliki kelompok peramu jamu yaitu Kelompok King Betiri dan berhasil menghasilkan produk jamu yang sudah dipasarkan.

Kearifan lokal masyarakat dalam mendukung konservasi dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam konservasi dan budidaya tumbuhan obat sehingga konservasi TOGA sampai menghasilkan produk dapat terdukung dan terlaksana.

Menurut ketua Kelompok Toga King Betiri Ibu Sulasmi, kelompok ini berdiri dan diberdayakan sejak tahun 2015 dan mendapatkan izin PIRT di tahun 2016. “Toga King Betiri ini berdiri tahun 2015, tapi izin PIRTnya itu keluar di tahun 2016,” ungkapnya.

Awalnya, kelompok ini hanya memiliki 10 anggota. Namun setelah mendapatkan binaan dari pihak Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang juga mengharapkan kenaikan dari segi kegiatan maupun keanggotaan, akhirnya setiap tahunnya kelompok ini bertambah hingga saat ini sampai sekita 25 – 30 orang.

Tidak hanya jamu, ada pula minuman segar yang diproduksi oleh Kelompok Toga King Betiri. Keduanya sama-sama menggunakan bahan-bahan alami seperti jahe, kunyit, kencur, lidah buaya, dan tanaman obat lain yang ada di sekitar. Dalam setiap produksinya, mereka bisa menghasilkan 3 kg yang akan menjadi 15 kemasan. Beberapa produk unggulan mereka seperti Corina, lambung, asam urat, linstan jahe, instan temulawak, instan kencur, dan masih banyak lagi.

Pemasaran dari jamu dan minuman segar ini sendiri masih dari mulut ke mulut. Sulasmi menjelaskan, orang berdatangan setelah mendapatkan testimoni dari orang sebelumnya yang telah merasakan khasiat yang ada. “Pemasarannya masih mulut ke mulut. Artinya, orang yang sudah meminum jamu kami yang udah merasakan ada khasiatnya, mereka getok tular,” jelasnya.

KKN UMD UNEJ Kelompok 30 Melaksanakan Berbagai Program Kerja Untuk Mengatasi Permasalahan Di Desa Pucanganom

Promahadesa Universitas Jember Bangun Pojok Toga dan Berdayakan Masyarakat Desa Andongrejo, Kabupaten Jember

Promahadesa Universitas Jember Bangun Pojok Toga dan Berdayakan Masyarakat Desa Andongrejo, Kabupaten Jember

Program Mahasiswa Berdesa merupakan sebuah terobosan pengabdian masyarakat yang dijalankan oleh mahasiswa melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas jember untuk mewujudkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Program yang dijalan ini diikuti oleh banyak kelompok mahasiswa salah satunya kelompok Pojga (Pojok Toga) yang digarap oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian dan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember.

Program ini dijalankan mulai bulan mei hingga bulan November 2023 di Desa Andongrejo Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, dimana desa ini memiliki potensi tanaman obat keluarga (TOGA) yang cukup tinggi karena juga berdekatan dengan Taman Nasional Merubetiri. Kegiatan ini turut melibatkan Kelompok peramu jamu King Betiri dan juga pemuda karang taruna desa Andongrejo.

Pembangunan Pojga (Pojok Toga) ini dilakukan karena masyarakat Andongrejo terutama anggota King Betiri masih belum memiliki tempat unuk menanam jamu secara berkelompok. Di sisi lain hasil tanaman yang di produksi menjadi jamu masih belum memiliki pasar yang intens, “Pemasarannya masih mulut ke mulut. Artinya, orang yang sudah meminum jamu kami yang udah merasakan ada khasiatnya, mereka getok tular,” ungkap Ibu Sulasemi selaku ketua kelompok King Betiri.

Menindaklajuti permasalahan ini tim Promahadesa Pojok Toga melakukan pembangunan Green House, taman dan demplot untuk penanaman tanaman toga di satu tempat yang disebut Pojok Toga (Pojga) . Pembangunan Pojok Toga yang dilakukan mulai tanggal 26 Juni hingga 7 Juli 2023 ini juga dikemas untuk tempat eduwisata tanaman obat yang nantinya akan dikelola oleh BUMDES Andongrejo, dimana Pojok Toga ini diresmikan pada tanggal 8 Juli 2023.

Disisi lain untuk menindaklanjuti permasalahan pemasaran jamu tim Promahadesa Pojga juga memberikan sosialisasi tentang e-commerce yang dilakukan tanggal 6 Juli 2023 kepada pemuda karang taruna Andongrejo, yang mana nantinya pemasaran jamu oleh kelompok King Betiri dapat dibantu oleh pemuda Karang Taruna, sehingga memperoleh cakupan wilayah pemasaran yang lebih luas.***

Tinggalkan Balasan